BOALEMO (JM) – PENCEGAHAN STUNTING Puskesmas Bongo II memberikan penyegaran kepada kader Posyandu se-Kecamatan Wonosari, Kamis, (28/07/22) di Aula Puskesmas Bongo II. Kader Posyandu diberikan materi terkait penanggulangan stunting dan peran serta kader Posyandu dalam pencegahan stunting.
Stunting (pendek) atau kurang gizi kronik adalah suatu bentuk lain
dari kegagalan pertumbuhan. Anak yang mengalami stunting sering
terlihat memiliki badan normal yang proporsional, namun sebenarnya tinggi badannya lebih pendek dari tinggi badan normal yang dimiliki anak seusianya.
Kepada awak wartawan media ini, Kepala Puskesmas Bongo II, I Wayan Yasa melalui humasnya, Akhmad Khozin Marzuki menjelaskan, bahwa Stunting merupakan proses kumulatif dan disebabkan oleh asupan zat-zat gizi yang tidak cukup atau penyakit infeksi yang berulang, atau kedua-duanya.
Stunting dapat juga terjadi sebelum kelahiran dan disebabkan oleh asupan gizi yang sangat kurang saat masa kehamilan, pola asuh makan yang sangat kurang, rendahnya kualitas makanan sejalan dengan frekuensi infeksi sehingga dapat menghambat pertumbuhan (UNICEF, 2009).
Lanjut Akhmad, Stunting yang terjadi pada anak merupakan faktor risiko meningkatnya kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen & Gillespie, 2001).
Hasil dari beberapa penelitian juga memperlihatkan anak-anak yang di lahirkan dalam keadaan BBLR dan dengan usia kehamilan yang kurang ternyata memiliki nilai IQ yang lebih rendah, keterampilan berbicara yang lebih buruk, kemampuan membaca yang lebih rendah, dan prestasi di sekolah yang lebih buruk.
Akhmad menjelaskan, wilayah kerja Puskesmas bongo II terdapat 3 lokus stunting yaitu Desa Harapan, Desa Bongo III dan Desa Dimito. Desa tersebut sudah melaksanakan berbagai Kegiatan dan pencegahan stunting.
“Salah satunya pemberian susu formula diperuntukan untuk anak-anak stunting. Susu formula ini dianggarkan melalui dana desa. Meski demikian, perhatian terhadap anak-anak stunting terus evaluasi untuk mengetahui seberapa besar perubahan-perubahan dengan kegiatan dan pencegahan tersebut,” jelasnys.
“Dengan kegiatan penyegaran kader ini, kader menjadi penyuluh dan pelaksana pertama di desa. Karena kader yang dekat dengan orang tua anak. Sehingga apa yang disampaikan oleh Kader Posyandu ke orang tua anak langsung diterima,” sambungnya lagi.
Kegiatan penyegaran kader ini sangat bermanfaat untuk suksesnya kegiatan pencegahan stunting. Adapun pemateri penyegaran kepada kader Posyandu dari Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo yakni, Siul sumanti lahay, SST, Susanti pahrun.SST, Ayu rahayu hunowu, Amd.keb. (Din)