WONOSARI (JM) – Jumlah kematian ibu dan bayi di Indonesia masih cukup tinggi. Ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadinya kematian ibu dan bayi ini. Untuk itu, perlu dilakukan berbagai penanganan demi menurunkan angka tersebut.
“Sekitar 76 persen kematian ibu terjadi pada saat persalinan. Jadi 76 persen, ibu yang meninggal itu adalah pada saat persalinan dan tentunya juga pasca persalinan. Apakah di persalinan dia mengalami kesulitan, kemudian pada saat selesai persalinan terjadi perdarahan dan sebagainya,” kat Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp. THT-KL (K), MARS, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes, dalam Temu Media World Patient Safety Day, pada Selasa, 14 September 2021.
Menindaklanjuti hal tersebut, berbagai hal yang dilakukan oleh jajaran Puskesmas Bongo 2 dalam rangka menekan angka kematian ibu hamil dan bayi. Hasilnya, terhitung bukan Januari hingga Juli 2022, ibu hamil dan bayi di Kecamatan Wonosari terhitung nihil.
“Kami bersyukur, hingga saat ini, belum ada ibu hamil dan bayi meninggal di Kecamatan Wonosari,” tutur Kepala Puskesmas Bongo 2, I Wayan Yasa, S.KM.M.Kes, Senin (18/7/2022).
Adapun upaya yang dilakukan jajaran Puskesmas Bongo 2 dalam hal menekan angka kematian ibu hamil dan bayi yakni, melakukan Pendataan ibu hamil dan bayi awal tahun 2022,
Penemuan sedini mungkin ibu hamil oleh dasawisma, kader kesehatan, kepala dusun aparat desa dan bidan desa, membentuk tim audit maternal Puskesmas.
Selanjutnya kata Kapus I Wayan, Puskesmas meningkatkan kerja sama dengan lintas sektor kepala desa, camat, dinas pendidikan, PLKB, terutama dengan KUA (kantor urusan agama), semua bidan harus tinggal di desa, bahkan sejak thn 2022 ada beberapa desa terdiri dari 2 bidan desa.
“Semua bidan dalam melaksanakan pemeriksaan terhadap bumil diharapkan di jaga kualitas dan kuantitas pemriksaan sesuai dengan STANDAR,” ungkap I Wayan.
Kemudian, tim melakukan kunjungan kerumah kunjugan Neonatus (KN 1 sampai KN 3) harus benar di laksanakan oleh semua bidan desa.
Adapun dana yang dibutuhkan dalam kegitaan perawatan ibu hamil, bayi dan balita, di biayai dari dana BOK, JKN kapitasi dan NON kapitasi.
Juga Puskesmas Bongo 2 menyediakan alat dan tenaga kelengkapan persalinan dan meningkatkan pelayanan posyandu. Terakhir puskesmas melakukan kerja sama dgn seluruh kepala desa dalam hal penyediaan makanan tambahan, perbaikan sanitasi dasar, jamban dan penyediaan air bersih dan meningkatkan pencatatan dan pelaporan semua bidan.
“Dari semua inovasi diatas, kami dari Puskesmas rutin melakukan evaluasi dan melukam desiminasi data melalui melalui mini lokakarya lintas sektor. Harapannya, agar kasus ibu hamil dan bayi tidak ada di kecamatan Wonosari,” tukasnya. (din)