BOALEMO (JM) – Komitmen Puskesmas Bongo II dalam rangka menurunkan stunting di Kecamatan Wonosari, dilakukan melalui dua intervensi gizi yakni, intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Menurut Kapus Bongo II I Wayan Yasa, intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.
Sementara itu, intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar kewenangan Kementerian Kesehatan. Dalam penanggulangan permasalahan gizi, intervensi sensitif memiliki kontribusi sebesar 70 persen sementara intervensi spesifik menyumbang sekitar 30 persennya (Lancet, 2013).
Selain dua hal tersebut kata I Wayan, diperlukan juga faktor pendukung yang memungkinkan terjadinya penurunan stunting seperti komitmen politik dan kebijakan, keterlibatan pemerintah dan lintas sektor serta kapasitas untuk melaksanakan intervensi yang ada.
Petugas gizi dan petugas kesehatan lingkungan puskesmas bongo II turun langsung mengidentifikasi perkembangan pertumbuhan sasaran stunting.
“Upaya ini salah bentuk pengawasan Puskesmas Bongo II intervensi yang sudah atau yang belum dilaksanakan dan di evaluasi manfaat intervensi yg sdh dilaksanakan. Hasil kegiatan terbukti sudah bisa mengurangi sasaran stunting,” jelas Kapus Bongo II.
Untuk pelaksanaannya di desa lokus stunting desa harapan, desa bongo 3 dan desa Dimito Kecamatan Wonosari selama 3 hari dari tanggal 16 hingga 18 Januari 2023. “Kami serius menangani masalah stunting. 3 desa lokus stunting bisa terkurangi jumlah stunting,” tutup Kapus Bongo II I Wayan Yasa. (Eki)