Boalemo (JM) – Puskesmas Bongo 2, melaksanakan sebuah kajian epidemiologi yang berkaitan dengan meningkatnya kasus penyakit diare di wilayah tersebut. Rabu, (09/08/2023).
Dalam upaya merespons permasalahan ini, kegiatan dihadiri oleh sejumlah pihak yang memiliki peran penting dalam bidang kesehatan, baik dari tim Kementerian Kesehatan RI, Tim Dinas Kesehatan Provinsi Gorontalo, Tim Dinas Kesehatan Kabupaten Boalemo, Camat Wonosari, seluruh kepala desa di Kecamatan Wonosari, dan kader kesehatan.
Dalam pertemuan yang berlangsung di aula Puskesmas Bongo 2 tersebut, dibahas secara intensif tentang peningkatan kasus diare dalam beberapa hari terakhir di wilayah tersebut. Fokus utama adalah mencari solusi yang efektif untuk mencegah dan meredam perkembangan kasus diare yang semakin mengkhawatirkan.
Camat Wonosari, yang diwakili oleh Sekretaris Camat, mengungkapkan harapannya bahwa seluruh kepala desa akan memberikan dukungan penuh dan bekerja sama untuk mengatasi permasalahan ini. Ia juga menekankan pentingnya perencanaan dana desa yang lebih difokuskan pada pengadaan fasilitas sanitasi seperti jamban, sebagai langkah krusial dalam upaya penanganan penyakit diare.
“Kami berharap seluruh kepala desa turut mendukung dan kerja sama mengentaskan permaslahan kasus diare. Terlebih dalam perencanaan dana desa lebih difokuskan dengan pengadaan jamban” ujar sekcam wonosari dengan penuh harapan
Tim kementerian kesehatan RI juga memberikan pandangannya tentang masalah ini. Mereka menyoroti hubungan erat antara kasus diare dan desa-desa yang belum memenuhi standar Open Defecation Free (ODF). Ketua tim kementerian kesehatan RI menyampaikan harapannya bahwa upaya bersama ini dapat mengatasi masalah kasus diare yang tengah dihadapi.
“Terjadinya kasus diare sangat erat korelasinya dangan desa yg belum ODF. Dimana kasus tertinggi diare berada di desa2 belum ODF. Kami selaku tim kementerian kesehatan RI berharap kasus diare ini bisa teratasi.” tutur Ketua tim kemenkes RI.
Seluruh kepala desa hadir dalam pertemuan tersebut dan sepakat untuk melakukan tindakan nyata guna menuntaskan permasalahan kasus diare. Aksi-aksi konkret seperti menjaga kebersihan lingkungan dan menghentikan praktik buang air besar sembarangan menjadi fokus utama dalam langkah-langkah pencegahan yang akan dilakukan. Melalui sinergi antara pemerintah lokal, tim kesehatan, dan masyarakat, diharapkan kasus diare di wilayah Puskesmas Bongo 2 dapat segera teratasi. (JM_Eky)