JAKARTA (JM) — Di tangan seniman besar seperti Benyamin Sueb, dunia hiburan digunakan sebagai instrumen untuk membangun kesadaran kebangsaan.
Berbagai lagu yang dinyanyikannya dan film yang dibintanginya adalah potret dari persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.
Kepergian Bang Ben pada tanggal 5 September 1995 merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia.
Demikian dikatakan Ketua Umum Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Teguh Santosa usai menziarahi makam Benyamin Sueb di TPU Karet Bivak, Jakarta, Sabtu pagi (05/03/2022).
Teguh tergerak untuk mendatangi makam Benyamin Sueb karena tanggal 5 Maret merupakan hari kelahiran tokoh masyarakat Betawi itu. Benyamin lahir di Kemayoran pada 5 Maret 1939 dari pasangan Sukirman alias Sueb dan Aisyah.
Ia dikenal sebagai komedian, penyanyi dan pemain film. Berbagai lagunya yang terkenal di seantero negeri antara lain adalah Kompor Meleduk, Nonton Bioskop, Hujan Gerimis, Ondel-ondel, Jangkrik Genggong, Nangke Lande, dan Sang Bango.S
ementara sejumlah film yang dibintanginya antara lain adalah Intan Berduri, Tarzan Kota, Samson Betawi, Benyamin Kerok, Raja Copet, Si Doel Anak Betawi, dan Betty Bencong Slebor.
Menurut catatan, selama hidupnya Benyamin menghasilkan lebih dari 75 album musik dan 53 judul film.
Ia juga terkenal dengan serial sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang populer di era 1990an.
“Bang Ben menemani tumbuh kembang anak-anak Indonesia pada masanya. Ia ikut menanamkan kesadaran kebangsaan. Pesan dan kritik sosial disampaikannya secara ringan dan mengena,” ujar Teguh yang didampingi Sekretaris bidang Kordinasi Program JMSI Pusat, Faisal Mahrawa.
Di Karet Bivak, Teguh Santosa bertemu dengan salah seorang putra Bang Ben, Beno Rahmat Benyamin, yang bersama komunitas Benyamin Sueb Fans Club (BSFC) juga menziarahi makam Benyamin Sueb.
“Setiap tanggal 5 Maret keluarga besar Bens Radio, fans clubnya dan para penggemar ziarah ke makam Babeh,” kata Bang Beno Rahmat.
“Alhamdulillah sampai sekarang Babeh masih dikenang. Semoga apa-apa yang dibuatnya untuk masyarakat dan bangsa menjadi amal yang menemaninya di hari akhir,” ujar Beno Rahmat Benyamin. (din)